Sunday, March 30, 2008

Thursday, March 20, 2008

Tragedi Bi‘ru Ma‘unah

Pada tahun keempat telah datang Amir bin Malik yang dikenali dengan Mula‘ibul Asnah datang kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw menawarkan Islam kepadanya, tetapi dia tidak menerima juga tidak menolak Islam. Dia hanya berkata kepada Nabi saw: “Hai Muhammad, utuslah beberapa orang sahabatmu ke Najd untuk berdakwah di sana. Saya yakin mereka akan menyambut agamamu!“ Nabi saw menjawab: “Aku khawatir penduduk Najd akan menyerang mereka.“ Kata Amir: “Utuslah saja, aku yang akan melindungi dan menjamin mereka. Biarlah mereka mengajak kepada agamamu.“Kemudian Nabi saw mengutus 70 sahabat pilihannya. Pengiriman para da'i ini menurut riwayat Ibnu Ishaq dan Ibnu Katsir, dilakukan empat bulan setelah perang Uhud. Maka berangkatlah mereka hingga sampai di Bi‘ru Ma‘unah (nama sebuah desa). Ketika sampai di tempat ini, diutuslah Haram bin Milham salah seorang dari delegasi da'i tersebut untuk menyampaikan surat Nabi saw kepada Amir bin Thufail. Belum sampai surat itu dibacanya, Amir bin Thufail langsung membunuh Haram bin Milhan. Menurut riwayat Bukhari dari Anas bin Malik bahwa ketika Haram bin Milhan ditikam dan darahnya memercik ke wajahnya, ia berteriak :"Aku telah berjaya membunuhnya demi Rabb Ka‘bah“.Kemudian Amir bin Thufail menggerakkan Bani Amir untuk menyerang pada da'i yang lainnya, tetapi Bani Amir menolaknya dan berkata: “Kami tidak akan mengkhianati Abu Barra‘ (Amir bin Malik)“. Lalu Amir bin Thufail meminta bantuan kepada kabilah-kabilah Sulaim dari suku Ushaiyyah, Ra‘I dan Dzakwan. Kabilah-kabilah ini menyambut ajakan Amir bin Thufail lalu mengepung dan menyerang mereka. Para da'i itu berusaha melakukan perlawanan tetapi tidak berdaya sampai semuanya gugur terbunuh.Di antara para da'i itu terdapat dua orang sahabat yang tidak menyaksikan tindak pengkhianatan ini. Salah seorang di antaranya ialah Amir bin Umaiyyah Adh-Dhamri. Kedua sahabat ini tidak mengetahui berita terjadinya pengkhianatan tersebut sehingga keduanya datang membantu saudara-saudaranya. Tetapi sahabatnya itu pun terbunuh bersama yang lain, sementara dia (Amir bin Umaiyyah Adh-Dhamri) berjaya melarikan diri dan kembali ke Madinah. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan dua orang Musyrik yang disangkanya dari Bani Amir. Lalu kedua orang itu dibunuhnya. Setelah sampai kepada Rasulullah saw dan diceritakan kisah tersebut, ternyata kedua orang itu dari Bani Kilab dan telah mendapatkan jaminan dari Nabi saw. Kemudian Nabi bersabda :“Engkau telah membunuh dua orang. Aku harus membayar diatnya.“Rasulullah saw merasakan kesedihan yang mendalam atas kematian para da'i yang semuanya itu adalah sahabat beliau, sehingga selama sebulan penuh Rasulullah saw melakukan qunut dalam solat subuh mendoakan kecelakaan atas kabilah Ra‘I, Dzakwan, Bani Lihyan dan Ushaiyyah.